Sumber foto: ACT
Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu, 4 Desember 2021 sekitar pukul 15.00 WIB lalu menimbulkan banyak kerugian. Erupsi menyemburkan abu vulkanis, lava pijar cair, dan guguran awan panas sehingga menyebabkan kerusakan material serta korban jiwa sebanyak 51 orang meninggal dan 10.539 warga mengungsi (BNPB, 25/12). Bencana alam yang terjadi di Lumajang, Jawa Timur ini menyebabkan kerugian yang ditaksir mencapai Rp 310 miliar. Bencana ini menarik simpati para mahasiswa untuk terjun langsung membantu para korban, termasuk mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Jember.
Sabtu (18/12), perwakilan anggota HMPSP Biologi “lumba-lumba” memberikan hasil donasi kepada korban Semeru melalui ACT (Aksi Cepat Tanggap) dan Posko Bantuan Erupsi Gunung Semeru yang berada di Lumajang, Jawa Timur. Open donasi dilakukan bersama-sama dengan Aliansi Himpunan Mahasiswa Biologi di bawah naungan IKAHIMBI Wilker V Jawa 3. Lalu keesokan harinya, Minggu (19/12), beberapa mahasiswa Pendidikan Biologi yaitu Delma Mega Aldona (2018), Dinda Dwi Rohmita (2018), Nanda Bima Satria Wardana Rahmatullah (2021), dan Laili Izzaturrohmah (2021) terjun langsung ke lokasi bencana untuk menjadi relawan selama satu minggu di posko induk ACT yang berada di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Para relawan Pendidikan Biologi membantu di bagian distribusi dan dapur umum. Bagian distribusi bertugas mendistribusikan barang-barang yang ada di gudang logistik, seperti beras, mie, dan air. Bagian distribusi ini dibagi menjadi 2 armada untuk membagikan bantuan logistik ke titik-titik terdampak bencana Semeru yang telah ditentukan oleh tim assessment. Adapun dalam bagian dapur umum bertugas membagikan makanan melalui food truck dan food bus ke lokasi posko pengungsian. Selain itu, para relawan ditugaskan untuk mengakrabkan diri dengan masyarakat agar terjalin rasa kemanusiaan antara relawan dengan korban bencana. Mereka juga diberi tugas untuk menghibur dan menghilangkan rasa takut kepada adik-adik melalui trauma healing.
Dari kegiatan relawan Gunung Semeru, dapat diketahui bahwa bencana telah di tahap recovery. Selain itu, kegiatan SAR dan evakuasi juga telah dihentikan. Saat ini, pemerintah dan para relawan lebih berfokus pada pemulihan ekonomi dan psikologis korban. Bagi warga yang berada di zona merah dan hitam telah disiapkan program khusus, yakni ICS (Integrated Community Shelter). Bentuk dari program ini, yaitu dengan pembangunan Hunian Nyaman Terpadu kurang lebih 300 rumah bagi warga yang rumahnya rusak akibat lahar dingin. Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dan dapat membantu pemulihan kondisi dari berbagai aspek bagi korban bencana.
“Relawan adalah satu-satunya manusia di muka bumi yang mencerminkan welas asih bangsa ini, perhatian yang tidak egois, kesabaran, dan saling mencintai” – Erma Bombeck.
0 comments:
Posting Komentar