Beberapa minggu yang
lalu, tepatnya pada Senin, 13 April 2020, Afkar Aristoteles Mukhaer menuliskan
artikel yang memaparkan sebuah penemuan unik oleh para ilmuan yang
dipublikasikan pada Journal of Hymenoptere Research. Mereka berhasil
mengidentifikasi seekor lebah yang berkelamin ganda (setengan jantan setengah
betina) yang dikenal sebagai gynandromorphy. Kasus ini merupakan kasus
pertama pada lebah Megalopta amoena dan kasus kedua pada genus Megalopta (lebah
keringat).
Lebah
dalam kasus gynandromorphy memiliki perbedaan secara fisik. Sisi
betinanya memiliki antena ke depan, kaki belakang yang lebih besar dan lebih
kering, serta memiliki rambut penumpul serbuk sari lebih tebal. Sedangkan pada
sisi jantannya memiliki mandibula yang kebih kuat, dan rambut pengumpul serbuk
sari yang lebih tipis.
Fenomena
gynandromorphy tidak hanya bisa terjadi pada spesies lebah, melainkan
juga bisa pada spesies lain seperti krustasea, ular, maupun burung. Sebelumnya,
juga pernah ditemukan kasus ini pada burung finch yang ditemukan oleh para
ilmuan pada tahun 2003 yang dipublikasikan oleh Proceedings of National
Academy of Science.
Sumber:
nationalgeographic.grid.id
0 comments:
Posting Komentar