Selasa, 31 Maret 2020

Beristirahatlah sejanak, bumiku..



            Corona, ya, nama sebuah virus yang mengakhiri 2019 dan menyambut datangnya 2020. Dikutip dari CNN, virus corona adalah keluarga penyebab penyakit (patogen) yang mengakibatkan penyakit saat ini. Sama dengan SARS-CoV pada 2002 dan MERS-CoV di 2012. Para ahli kemudian memberi nama virus yang kasusnya pertama kali mewabah di Wuhan, China, ini sebagai SARS-CoV-2. Sedangkan penyakit yang disebabkan infeksi virus corona SARS-CoV-2 disebut COVID-19. Istilah COVID-19 adalah kependekan dari corona virus disease 19, yang kemudian menjadi nama resmi virus corona musuh dunia saat ini. Sebelum menjadi COVID-19, WHO memberi nama 2019-nCoV untuk virus corona ini. Sedangkan Komisi Kesehatan Nasional China menyebutnya sebagai Novel Coronavirus Pneumonia (NCP).
Begini Cara Kerja Corona Covid-19 hingga Membuat Penderitanya ...

Pada umumnya masa inkubasi COVID-19 diperkirakan berkisar dari 1 hingga 14 hari, umumnya sekitar lima hari. Perkiraan ini akan diperbarui seiring dengan tersedianya lebih banyak data (Sumber: WHO). Pertama, virus menginfeksi sel-sel yang melapisi tenggorokan, saluran udara, dan paru-paru Anda, lalu mengubahnya menjadi “pabrik virus corona” yang memuntahkan sejumlah besar virus baru dan terus menginfeksi lebih banyak sel. Selanjutnya, 8 dari 10 orang yang terinfeksi virus ini akan akan menunjukkan gejala seperti batuk dan demam. Namun dibeberapa kondisi dapat terjadi nyeri tubuh, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Hal tersebut disebabkan saat sistem kekebalan tubuh merespon virus sebagai ancaman bagi tubuh, dan mengeluarkan “isyarat” bagi tubuh dengan cara melepaskan sitokin. Bahan kimia ini menggalang sistem kekebalan tubuh, tetapi juga menyebabkan tubuh nyeri, sakit, dan demam. Batuk akibat virus corona, pada mulanya adalah batuk yang kering dan ini mungkin disebabkan oleh iritasi sel ketika sel itu terinfeksi oleh virus.
Beberapa orang akhirnya akan mulai batuk berdahak – lendir tebal yang mengandung sel-sel paru-paru mati, yang terbunuh oleh virus. Gejala-gejala ini diobati dengan beristirahat, mengonsumsi banyak cairan dan parasetamol. Tahap ini berlangsung sekitar satu minggu – kebanyakan orang pulih pada titik ini karena sistem kekebalan tubuh telah memerangi virus. Namun, beberapa akan menderita penyakit yang lebih serius.
Jika penyakit ini berkembang, itu terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap virus. Sinyal-sinyal kimiawi itu tersebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan peradangan. Tetapi keadaan ini perlu diseimbangkan. Terlalu banyak peradangan dapat menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh. Peradangan paru-paru disebut pneumonia. dalam kasus pneumonia, alveolus mulai terisi dengan air dan pada akhirnya dapat menyebabkan kesulitan bernapas. Beberapa orang membutuhkan ventilator untuk membantu mereka bernafas. Tahap ini diperkirakan terjadi pada sekitar 14% orang, berdasarkan data dari China.
Diperkirakan sekitar 6% pasien dari kasus-kasus virus corona, menjadi sakit kritis.Pada titik ini tubuh mulai gagal dan ada peluang nyata kematian. Masalahnya adalah sistem kekebalan tubuh sekarang di luar kendali dan menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh. Ini dapat menyebabkan syok septik, keadaan di mana tekanan darah turun ke tingkat rendah yang berbahaya dan organ-organ berhenti bekerja atau dengan kata lain gagal total. Sindrom gangguan pernapasan akut yang disebabkan oleh peradangan di paru-paru, membuat tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup, yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Ini dapat menghentikan fungsi ginjal yang bekerja untuk membersihkan darah. Keadaan itu juga bisa merusak lapisan usus.
Dilansir dari https://www.covid19.go.id/, per 25 Maret 2020, terdapat 790 kasus positif, 30 sembuh, dan 58 meninggal dunia. Hal ini merupakan angka yang cukup tinggi, mengingat masuknya virus corona ke Indonesia masih 20 hari. Lantas, apa saja yang dapat kita lakukan? Terdapat hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari persebaran virus ini, beberapa diantaranya:
-          Menjaga jarak sejauh 1 meter dari orang lain
-          Rajin mencuci tangan menggunakan sabun. Tutorial mengenai cuci tangan yang baik dan benar dapat diakses disini
-          Sebisa mungkin tidak menyentuh area wajah
-          Menggunakan masker saat keluar rumah dan saat terjadi gejala-gejala
Pemerintah telah menetapkan kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan virus tersebut, agar persebaran dapat diminimalisir, contohnya adalah Social Distancing dan meliburkan kegiatan pendidikan. Namun kenyataannya, banyak orang yang meremehkan virus ini, dan mereka masih beraktivitas layaknya hari normal, bahkan berlibur. Hal tersebut merupakan hal fatal yang dapat menyebarluaskan virus dengan cepat. Maka, sebagai warga yang baik dan berilmu, hendaknya kita mematuhi kebijakan tersebut. Meski anda dapat sembuh dari penyakit ini, belum tentu orang yang tertular akan mengalami hal yang sama. Cintai dirimu, cintai lingkungan sekitarmu, peace.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar