Peringatan
Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada 22 April lalu, menjadi momentum masyarakat
dunia untuk menghargai kelestarian lingkungan di bumi. Salah satu usaha menjaga
kelestarian lingkungan yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Bumi.
Peringatan Hari Bumi merupakan program kerja dari Departemen Pengabdian
Masyarakat. Peringatan ini menunjukkan peran aktif Mahasiswa Pendidikan Biologi
dalam rangka menyelamatkan bumi dengan menularkan kepedulian terhadap bumi
kepada masyarakat umum.
Acara
dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia yang diikuti oleh seluruh mahasiswa
Pendidikan Biologi angkatan 2015, 2016 dan 2017.
Setelah acara sambutan, dilanjutkan dengan aksi jalan santai keliling FKIP. Sambil berjalan, seluruh mahasiswa membawa kantong
kresek yang akan digunakan untuk memungut sampah yang ada dipinggir-pinggir jalan
dan disekitar gedung FKIP yang untuk nantinya akan dibuang di Tempat Pembuangan
Akhir di sekitar kampus. Kemudian partisipan dibagi menjadi 2 tim, tim yang
pertama akan tetap stay di kampus untuk melanjutkan kegiatan yang mana berisi angkatan
2016 dan 2017.
Tim yang kedua terdiri atas 30 panitia yang akan
berangkat ke desa yang di bantu oleh Kaprodi dan para dosen Pendidikan Biologi
dan juga 4 anggota dari GEMAPITA. Kalian pasti bertanya-tanya, apa sih yang
kami lakukan di desa tersebut? Ya, seperti yang saya katakan bahwa peringatan
hari bumi ini berbeda dengan tahun lalu karena HMPSP Biologi “lumba - lumba”
mengadakan kerja sama dengan dinas perhutani untuk mendapatkan bibit untuk
nantinya akan di tanam di desa. Desa yang kami pilih yaitu salah satu desa di
daerah Ambulu, lebih tepatnya di pantai payangan, Jember. Sebelumnya sudah ada
beberapa panitia yang menuju lokasi yang akan di tanam guna mendapat data
lapang guna sebagai objek tempat penanaman, sedangkan panitia yang lain melanjutkan
acara di FKIP. Perjalanan menuju ke pantai payangan sekitar kurang lebihnya 1
jam lebih. Sebelum dilakukan penanaman kami bersama lembaga swadaya masyarakat
dan beberapa staf desa setempat berkumpul di TPI untuk melakukan pembukaan
acara pagi itu.
Pembukaan dilakukan dengan simbolik oleh ketua panitia
bersama dengan Kaprodi dan setelah dilakukan pembukaan acara kami langsung
menuju tempat yang akan di tanami dengan menggunakan perahu bermesin yang mana melewati
sungai yang cukup luas, setelah sampai di sebrang sungai lebih tepatnya di
teluk love, pertama kami menanam pohon di sekitar tepi sungai tersebut sebagai
simbolis oleh kaprodi dan beberapa dosen yang ikut berpartisipasi dalam acara
ini yang memiliki bagian yang cukup luas untuk ditanami pohon mangrove. Yups,
kami membawa sekitar 300 bibit pohon mangrove, dimana setelah menanam beberapa
bibit yang di tanam di sekitar pinggiran sungai penanaman di lanjutkan di
tempat lapang yang sudah ditentukan terlebih dahulu, dimana lapang tersebut
terletak di area yang sebelumnya juga ditanam puluhan pohon bakau muda oleh
berbagai organisasi mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat.
Setelah penanaman di lapang, kami semua panitia yang
ada beristirahat dan makan siang di TPI. Kami istirahat dan makan bersama
dengan Kaprodi, dosen, anggota GEMAPITA dan staf desa lainnya. Setelah kami
beristirahat dan makan bersama, selanjutnya dilakukan penutupan acara yang
dilanjutkan dengan acara foto bersama sebagai dokumentasi. Setelah acara
penutupan kami semua panitia pamit dan langsung menuju ke kampus kembali.
Uniknya pada serangkaian acara hari bumi tahun ini
pada pelaksanaan acara, para peserta beserta beberapa dosen pendidikan biologi
tidak melaksanakan serangkaian acara yang ada di FKIP melainkan melakukan
penanaman pohon mangrove di tepi pantai Payangan, Ambulu, Jember. Yang mana
para peserta begitu antusias dalam mengikuti kegiatan penanaman ini.
Penanaman dilakukan dengan memberi jarak antar pohon
yang telah disesuaikan, kemudian ditanam
dengan kedalaman tanah sedalam 5cm dari bagian akar pohon. Tepat di
sebelah lokasi penanaman ini terlihat puluhan pohon bakau muda yang sebelumnya
juga ditanam oleh berbagai organisasi mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat.
Serangkaian acara ini belumlah selesai sampai disitu
saja, karena pada hari selanjutnya tepatnya tanggal 23 April panitia bersama
anggota himpunan HMPSP Biologi “lumba - lumba” mengadakan sosialisasi ditambah
dengan pemberian bibit durian, sirsak, dan nangka yang mana para masyarakat
yang sedang melakukan acara CFD di sekitar alun-alun kota Jember dapat
mendapatkannya dengan menukarkan dengan berbagai bentuk sampah yang ada atau
mereka miliki. Kami merasa dengan kita mengadakan acara ini kami dapat langsung
berinteraksi dengan beberapa masyarakat sekitar Jember dan menyadarkan betapa
pentingnya menjaga bumi ini agar tetap hijau dan lestari.
Pesan author hanya satu. Dunia ini diciptakan baik apa adanya, diserahkan kepada manusia sebagai
lingkungan hidup kita. Tuhan memberikan Kuasa untuk menguasai alam kepada kita,
namun kita harus bijak dalam menguasainya, karena jika kita tidak menjadikan
alam sebagai sahabat, maka alam pasti akan menjadi musuh yang paling berbahaya
bagi kita. Oleh karena itu dunia diserahkan Tuhan kepada manusia untuk
dikuasai, buka di eksploitasi. Dengan merusak alam kita juga merusak diri
sendiri, karena manusia adalah bagian dari alam itu sendiri.
Keren XD
BalasHapusTerimakasih, kak... XD
Hapus